KOMUNIKASI.NET

Kisah Perjalanan Kang Apik: Dari Aktivis Pemuda ke Penggerak Ekonomi Umat

  Kisah Perjalanan Kang Apik: Dari Aktivis Pemuda ke Penggerak Ekonomi Umat

Jika ada satu hal yang konsisten dalam perjalanan hidup Kang Apik, maka itu adalah semangat kepemudaan yang tak pernah padam.

Sejak awal kariernya, ia meyakini bahwa perubahan besar di negeri ini selalu dimulai dari langkah kecil para pemuda — dari ruang-ruang diskusi sederhana, hingga gelanggang organisasi yang menempanya menjadi pemimpin yang tangguh dan visioner.

Awal Perjalanan: Menyatu dengan Gerakan Pemuda

Perjalanan Kang Apik dimulai di tanah kelahirannya, Lemahabang, Kabupaten Cirebon.

Pada tahun 2008, ia dipercaya menjadi Wakil Ketua PK KNPI Kecamatan Lemahabang.

Dari sanalah ia belajar arti tanggung jawab, loyalitas, dan pengabdian. Tak sekadar memimpin rapat atau mengatur kegiatan, tetapi menghidupkan semangat gotong royong di tengah masyarakat muda pedesaan.

Tahun-tahun berikutnya, kiprahnya makin luas.

Sebagai Ketua Bidang Ekonomi, Kewirausahaan & Koperasi Pemuda Muhammadiyah Cirebon (2010–2013) dan anggota Majelis Ekonomi PD Muhammadiyah Cirebon, Kang Apik mulai memadukan dua hal yang menjadi ciri khasnya hingga kini: gerakan kepemudaan dan pemberdayaan ekonomi.

Menjadi Pemimpin yang Tumbuh Bersama Zaman

Tidak berhenti di situ, semangatnya menembus batas daerah.

Ia turut aktif di berbagai organisasi lintas wilayah dan bidang — dari Ketua PARA Indonesia Kabupaten Cirebon, lalu Pengurus DPD KNPI Kabupaten Cirebon dan Menjadi Pengurus DPD KNPI Kota Batu, hingga dipercaya sebagai Wakil Sekretaris KNPI Provinsi Jawa Timur (2018–2023).

Di sinilah kemampuan komunikasi strategis dan kepemimpinannya makin terasah.

Ia belajar memimpin generasi muda yang beragam latar belakang, menghadapi dinamika politik organisasi, dan tetap fokus pada misi utamanya: membangun jejaring pemuda yang produktif dan berdaya.

Dari Aktivis ke Penggerak Ekonomi Digital

Kang Apik bukan hanya aktivis yang pandai berpidato, tapi juga pekerja nyata di lapangan.

Ia menjabat Sekretaris Umum HIPMI Kota Batu (2016–2024) dan Ketua Pesta Wirausaha  TDA (Tangan Di Atas) Malang (2019–2021) serta menjadi Wakil Ketua lalu Ketua Jaringan Saudagar Muhammadiyah Kota Malang— posisi yang mempertemukannya dengan dunia wirausaha muda dan ekonomi kreatif.

Di sinilah ia mulai menggagas konsep yang kini menjadi visinya:

"Pemuda tidak boleh hanya menjadi penonton di era digital, tapi harus menjadi pemain utama dalam ekonomi baru."

Ia pun dipercaya menjadi Direktur Digital IMA Chapter Malang (2020–2021) dan kemudian Sekretaris Jenderal IMA (Indonesian Marketing Association) Malang (2021–2023) dan Ikut membantu mendirikan Pimpinan Pusat UKM IKM Nasional— menandai peralihan peran dari aktivis ke digital strategist dan penggerak kolaborasi bisnis antar generasi muda.

Kembali ke Tanah Asal: Menggerakkan Umat dan UMKM

Setelah berkiprah di berbagai daerah, Kang Apik kembali ke Cirebon dengan membawa pengalaman dan jaringan luas.

Ia kini mengemban amanah sebagai:

Ketua PCPM Lemahabang (2022–2025)

Pengurus APINDO Kabupaten Cirebon Bidang Pelatihan dan Organisasi (2023–2028), 

Ketua Lembaga Pengembang UMKM PD Muhammadiyah Kabupaten Cirebon (2023–2028),

dan Korda Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) Cirebon (2024–sekarang) . 

Peran ini menjadi puncak dari perjalanan panjangnya — memadukan semangat kepemudaan, gerakan ekonomi, dan dakwah kemandirian.

Ia tidak lagi hanya memotivasi, tapi membangun ekosistem nyata untuk melahirkan wirausaha muda berbasis nilai-nilai Islam dan kebangsaan.

Dari Pemuda untuk Bangsa

Bagi Kang Apik, organisasi bukan sekadar tempat berkumpul, melainkan sekolah kehidupan.

Setiap jabatan dan amanah adalah ladang pembelajaran: tentang tanggung jawab, integritas, dan pentingnya membangun jaringan yang saling menguatkan.

Kini, setelah lebih dari 15 tahun berkiprah di dunia kepemudaan dan kewirausahaan, Kang Apik menjadi contoh nyata bahwa jiwa pemuda tidak ditentukan oleh usia, melainkan oleh semangat untuk terus berbuat.

Ia selalu mengingatkan:

“Dulu kita bersatu karena cinta tanah air, kini kita harus bersatu untuk menggerakkan ekonomi bangsa.