KOMUNIKASI.NET

Dulu Cuma di Garasi, Kini Jadi Raksasa Ekspor ke 20 Negara! Inilah Jurus Jitu Nabati Group yang Bisa Ditiru UMKM

 

Dulu Cuma di Garasi, Kini Jadi Raksasa Ekspor ke 20 Negara! Inilah Jurus Jitu Nabati Group yang Bisa Ditiru UMKM

Oleh: Kang Apik — Konsultan Bisnis KOMUNET | www.komunikasi.net

Siapa sangka, perusahaan yang kini produknya berjajar rapi di rak minimarket mancanegara ini ternyata bermula dari sebuah garasi kecil di Jalan Soekarno-Hatta, Bandung? Ya, Nabati Group, pemilik merek Richeese, Nextar, hingga Siip, memulai langkahnya dari usaha rumahan sederhana.

Yang menarik, langkah awal Nabati bukan sekadar coba-coba. Sang pendiri justru berani keluar dari pakem—meracik wafer rasa keju di saat pasar sedang dikuasai rasa cokelat dan vanila. Sebuah keputusan berani yang justru jadi game changer!

Dari Garasi ke Pabrik Raksasa di Majalengka

Tahun 2000 jadi tonggak sejarah Nabati, ketika pabrik pertama mereka resmi dibuka di Bojong Raya. Hanya berselang setahun, statusnya langsung naik kelas: dari bisnis rumahan menjadi perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Ekspansi demi ekspansi pun dilakukan—Cicalengka, Rancaekek, hingga tahun 2016 membangun pabrik kelima di Majalengka yang diklaim sebagai pabrik wafer terbesar di dunia. Fasilitas ini bukan hanya melayani pasar dalam negeri, tapi juga menjadi pusat produksi untuk ekspor.

Yang patut diapresiasi: seluruh produksi tetap dilakukan di Indonesia. Bahan baku didapat dari dalam negeri dengan strategi multi-sourcing yang melibatkan mitra lokal. Ini bukan cuma tentang efisiensi, tapi juga pemberdayaan ekonomi lokal.

Menembus Pasar Global, Bukan Sekadar Mimpi

Ekspor pertama dilakukan ke Vietnam. Hebatnya, dalam dua tahun, penjualan langsung meledak. Tak berhenti di situ, Nabati merambah Tiongkok, Asia, Timur Tengah, hingga Afrika—total menjangkau lebih dari 20 negara!

Kini, Nabati mengusung lima kategori produk ekspor, mulai dari wafer coated hingga mi instan. Meski mendunia, mereka tetap mempertahankan cita rasa khas Indonesia sebagai kekuatan utama.

Produk yang awalnya hanya untuk pasar lokal, kini telah merambah rak-rak minimarket mancanegara.

Apa yang Bisa Dipelajari UMKM dari Nabati Group?

Sebagai konsultan bisnis yang mendampingi UMKM dari nol, saya (Kang Apik) melihat ada tiga "jurus jitu" Nabati yang bisa ditiru oleh pelaku usaha skala kecil-menengah:

  1. Berani Beda Sejak Awal
    Jangan takut jadi out of the box. Ketika yang lain bermain aman, justru hadirkan varian rasa, kemasan, atau strategi yang belum pernah dicoba.

  2. Bangun dari Akar yang Kuat
    Cita rasa khas Indonesia tidak hanya disukai di dalam negeri, tapi juga punya potensi ekspor. Pastikan produk punya DNA lokal yang kuat.

  3. Skalakan Bisnis Secara Bertahap Tapi Konsisten
    Nabati tidak langsung ekspansi besar-besaran. Mereka mulai dari satu pabrik, lalu berkembang bertahap. Fokus pada kualitas, baru kuantitas.


Kisah Nabati adalah pengingat bahwa bisnis besar tak selalu lahir dari modal besar—tapi dari keyakinan besar, strategi yang tepat, dan keberanian mengeksekusi ide beda. Untuk para pelaku UMKM, ini bukan hanya inspirasi, tapi juga peta jalan nyata.

KOMUNET siap mendampingi Anda mengubah garasi jadi gudang ekspor berikutnya.